Untuk memenuhi kebutuhan layanan jasa desain kepada Anda, kami tawarkan beberapa produk desain arsitektur yang meliputi :
1. PLANNING
LANDSCAPE N PUBLIC AREA
2. ARCHITECTURE
PRIVATE HOUSING, LEISURE, OFFICE N HOSPITAL, ETC.
3. INTERIOR DESIGN
BEDROOM, PANTRY, LIVINGROOM, ETC.

LANGGAM / GAYA ARSITEKTUR

1.KLASIK DAN ETNIK
2. MODERN MINIMALIS
3. MODERN TROPIS

Senin, 05 Desember 2011

ATAP BOCOR?? DARI KONSTRUKSI HINGGA SOLUSI

Musim hujan begini, kita pasti menghadapi ancaman kebocoran rumah. Tak peduli rumah mewah atau biasa, besar atau mungil, baru atau lama, air hujan selalu menghadirkan ancaman. Apalagi, hujan belakangan ini tak jarang disertai angin ditambah intensitas yang luar biasa hebat.  Kalau sudah begitu, mau tak mau kita harus meluangkan waktu berperang mencegah atau mengatasi kebocoran.

Gmb 1. Atap dengan kemiringan 350 untuk meminimalisir kebocoran dengan bentukannya yang simple
Kebocoran yang menyebabkan air tumpah ke dalam rumah umumnya disebabkan oleh 4 hal, antara lain:
1.    Rancangan atau konstruksi yang salah, seperti kemiringan atap tidak diperhatikan. Seharusnya, atap memiliki sudut kemiringan min 300 agar air dapat mengalir lancar. Namun jika kurang dari itu, pasti akan timbul masalah. Batas toleransi yang disarankan 30-400, karena lebih dari itu masalah lain akan timbul, yakni genteng gampang melorot.
2.    Perubahan panas dan dingin secara terus menerus akan membuat material penutup rumah menjadi aus atau berubah. Retak sekecil apapun, bila itu terjadi di atap rumah, pasti akan menyeret air memasuki celahnya. Semakin dibiarkan, air yang merembes akan merajalela dan membuat retakan membesar. Penyebab lain adalah tumpukan sampah dedaunan dan apa saja yang diterbangkan oleh angin dan hinggap di atap rumah. Akibat sampah alamiah ini, aliran air pun menjadi terganggu dan berpotensi menetes ke dalam rumah.
3.    Pemilihan material atap yang digunakan. Atap lembaran seperti fiber semen,  ardex, seng antikarat, atau bitumen (aspal) berbeda pemasangannya dengan material seperti genteng tanah liat, genteng beton, keramik, atau kayu sirap.
4.    Kesalahan dan kecerobohan pemasangan semisal pemasangan genteng yang tidak rapi mengikuti larikan pada reng membuat atap memiliki rongga sebagai jalan masuknya air di musim hujan, pemasangan fiber semen yang dikunci dengan paku tak berpayung jelas adalah sumber malapetaka atau memasang genteng bubungan atau nok dengan semen yang seirit-iritnya pasti membuat sambungan ini memicu rembesan air ke bawah. Apalagi bila bagian ini tidak dilapisi dengan material waterproofing.
Perlu diketahui, pemeriksaan terhadap kebocoran rumah harus dilakukan secara berkala. Tidak pernah ada cerita sekali dilakukan perbaikan akan mengatasi masalah selamanya. Perubahan cuaca yang terlampau ekstrim turut mempercepat keausan rumah.  

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk meminimalisir kebocoran atap pada musim hujan antara lain: perhatikan sudut kemiringan atap, minimalkan sambungan bidang atap, pemiilihan material atap  berkualitas, meminimalisir penggunaan talang, gunakan cat pelapis antibocor (water proofing).

Jumat, 02 Desember 2011

BEBERAPA CARA MENEKAN BIAYA KONSTRUKSI RUMAH

Dalam mendesain bangunan rumah, kita harus memperhatikan desain, budget, dan berbagai kondisi lapangan yang mungkin akan terjadi. Faktor yang cukup penting sebenarnya adalah budget, yang akan menentukan seberapa ‘mahal’ atau ‘murah’ sebuah rumah. Yang perlu diperhatikan adalah luas bangunan yang akan dibangun, tentunya semakin luas bangunannya, biaya akan semakin besar. Pertimbangannya adalah beberapa ruangan mungkin bisa disatukan untuk memperkecil luasan ruang, tapi tentunya harus masuk akal dan didesain dengan baik, sehingga tidak berakhir menjadi perencanaan yang tidak matang. Rencana yang tidak matang akan mengakibatkan ruang rumah tidak nyaman dihuni, atau harus dirombak / direnovasi yang akan menambah biaya lebih banyak.
Pertimbangan selanjutnya adalah sistem struktur yang digunakan, yaitu sistem struktur bangunan yang lebih murah atau yang lebih mahal. Efisiensi penggunaan struktur sering dihubungkan dengan rumit tidaknya struktur tersebut, dimana struktur yang lebih sederhana biasanya lebih murah biayanya. Struktur sederhana misalnya seperti struktur rumah RSS yang tampilannya datar. Terdapat juga pilihan struktur seperti rumah yang dibangun tanpa kolom, jadi hanya dinding bata saja. Contoh lain: daripada menggunakan plat beton, bisa menggunakan lantai kayu. Dari pilihan-pilihan ini, tentunya terdapat konsekuensi dalam hal keindahan atau penampilan rumah. Rumah tersebut bisa tampil menarik, semua tergantung rancangan, sehingga peran arsitek menjadi cukup penting. Arsitek bisa membantu memilihkan material yang digunakan, sistem konstruksi dan sebagainya yang berkaitan dengan estetika bangunan dan biaya yang dikeluarkan.  
Efisiensi bisa berkaitan dengan efisiensi pengerjaan dan material, disini artinya dibutuhkan keseimbangan antara material, biaya yang ada dan lama waktu mengerjakan, karena hubungannya dengan biaya membangun tersebut. Disini perencanaan seperti rencana anggaran bangunan (RAB) menjadi langkah penting untuk mengetahui biaya pembangunan yang tentunya sudah harus disesuaikan dengan lama waktu mengerjakan, berapa upah tukang, dan sebagainya.

Pemegang peranan terpenting adalah sistem konstruksi, dimana terdapat sistem konstruksi yang lebih murah, dan ada yang lebih mahal. Dari sistem konstruksi ini, terdapat konsekuensi penggunaan material untuk struktur seperti pondasi, kolom dan balok, serta lapisan dinding, apakah menggunakan bata, batako, kayu, GRC board, lembaran besi, dan sebagainya, dari jenis material ini tentunya ada yang lebih murah dan ada juga yang lebih mahal. Intinya adalah dari pemilihan jenis material ini perlu dipertimbangkan dari sisi harga material, kesan tampilan material setelah dibangun, serta kreativitas apa yang bisa dibuat untuk meningkatkan desain rumah atau bangunan tersebut.

Tipe bangunan rumah murah biasanya menggunakan tipe konstruksi yang paling sederhana, berupa kolom dan balok dengan sistem konvensional, yaitu konstruksi yang seminimal mungkin terdapat ‘patahan’ atau kerumitan dalam desainnya. Desain juga seminimal mungkin menggunakan hiasan seperti lis profil yang tidak dibutuhkan, serta mengandalkan kesan material untuk menciptakan suasana berbeda. Banyak perumahan menengah kebawah menggunakan aksen benangan/ lis profil untuk mempermanis tampilan rumah. Ini sah-sah saja meskipun begitu bukan merupakan hal yang esensial.
Konstruksi secara langsung ataupun tidak juga berhubungan dengan material finishingnya. Sehingga material struktur dan finishing juga perlu diperhatikan. Material yang lebih murah antara lain:

  • Batu-bata ekspos bisa lebih murah daripada bata plaster bila menggunakan bata biasa dan bukan bata jenis khusus yang presisi, karena ada jenis bata yang presisi harganya lebih mahal.
  • Batako lebih murah dari batu-bata untuk membuat dinding, namun kekuatan dinding berkurang.
  • Jenis pondasi umpak menerus lebih murah daripada jenis pondasi cakar ayam dan batu kali menerus. 
  • Jenis penutup atap fibersemen, alang-alang, semen board, dan beberapa jenis penutup atap lain memiliki harga lebih rendah dari menggunakan genteng. Genteng pun ada jenis yang lebih murah dan lebih mahal
     Jenis atap pelana lebih murah daripada atap perisai karena konstruksi yang digunakan lebih sedikit, apalagi bila menggunakan gewel (penyangga atap pengganti kuda-kuda kayu). Konstruksi atap juga bisa dibuat sesederhana mungkin, biasanya atap dengan penutup atap yang ringan lebih murah daripada yang berat karena mengurangi beban struktur. Rumah murah bisa lebih menarik dari rumah ‘konvensional’ dari penggunaan material dan teknologi tepat guna. Jenis ‘keindahan’ yang banyak ditinggalkan masyarakat adalah jenis keindahan alam sekitar rumah. Sebuah rumah bisa tampil menarik meskipun bersahaja, karena pemilihan material, dimana terdapat material yang lebih berkesan alami seperti bata ekspos, batako ekspos dengan acian yang rapi, tegel dengan warna-warni yang menarik, menggunakan limbah keramik pecah dan menyusun menjadi mozaik, dan sebagainya. 



Kamis, 01 Desember 2011

RUMAH YANG SEHAT DENGAN TAMAN DI DALAM RUMAH


Salah satu ukuran sebuah rumah nyaman untuk ditempati bukan dilihat dari ukuran besar atau kecilnya, mewah atau sederhananya bangunan tersebut, namun salah satu yang terpenting adalah tersedianya sirkulasi udara yang baik di dalam ruangan, sehingga penghuni bisa merasa nyaman tanpa harus merasa kepanasan. Membangun rumah di lahan yang sempit seringkali membuat beberapa ruangan di dalam rumah tidak sepenuhnya mendapatkan pencahayaan dan udara yang alami. Akibatnya beberapa ruangan terasa gelap dan pengap, sehingga lampu dan pendingin ruangan harus terus dinyalakan sepanjang waktu. Cara ini sebisa mungkin dihindari, karena selain tidak sehat, pemakaian energi listrik juga menjadi boros. Hal ini bertentangan dengan isu go green yang akhir-akhir ini sering didengar.
Beberapa jenis bangunan yang pencahayaan dan sirkulasi udaranya bermasalah seperti pemaparan di atas adalah rumah-rumah residential yang susunannya didesain couple (town house atau rumah banjar), atau rumah-rumah di daerah padat penduduk, biasanya terdapat rumah yang dibangun pada kavling tanah memanjang (misalnya: 10 m x 30 m). Pada bangunan seperti ini, bagian tengah bangunan terasa pengap, panas dan gelap.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mendesain dan menempatkan taman terbuka di dalam bangunan (inner courtyard), di antara ruang-ruang yang yang tidak memiliki hubungan langsung dengan area dalam dan udara luar. Taman terbuka yang diletakkan di bagian tengah bangunan akan menyediakan udara dan pencahayaan yang alami bagi ruangan pada waktu siang hari.
 Ukuran taman tersebut tidak perlu terlalu besar, sediakan saja space secukupnya, sekitar 1 m x 1m, 1 m x 2 m atau 2 m x 2 m. Yang harus diperhatikan adalah taman tersebut langsung terhubung dengan udara luar, tanpa penutup, tidak beratap. Kalau dikhawatir terjadi tampias saat hujan turun, gunakan atap dari bahan fiber yang meloloskan cahaya, dan berikan rongga yang besar untuk sirkulasi udara.
               Taman di dalam rumah tidak harus diisi oleh tanaman/vegetasi yang terlalu rimbun, komposisi taman bisa saja didominasi oleh batu-batuan, peebles, atau bisa dengan kombinasi air (kolam) dan tanaman air (teratai, dsb). Ruang-ruang yang berdekatan dengan taman tersebut diberikan bukaan yang semaksimal mungkin. Ventilasi besar, jendela kaca lebar atau pintu sliding yang membuat bukaan ke arah taman makin besar, sehingga intensitas cahaya dan sirkulasi ke arah ruangan semakin lancar. Jika pada desain rumah terdapat banyak ruangan di tengah bangunan yang tidak memiliki sumber pencahayaan dan penghawaan yang alami, maka sebaiknya ditambahkan beberapa taman terbuka disekitar ruangan-ruangan tersebut.


 

Selasa, 29 November 2011

FASAD TENTUKAN KARAKTER PEMILIK RUMAH


   Membeli dan merancang sebuah rumah kerap berhadapan dengan masalah fasad rumah. Sebab, fasad cenderung menggambarkan karakter si pemiliknya setelah rumah itu jadi. Untuk itu, diperlukan kreativitas tinggi untuk merancang fasad rumah yang baik agar rumah sesuai dengan karakter si pemilik rumah. Fasade secara umum dapat diartikan sebagai tampak depan rumah. Fasad diartikan sebagai cermin atau karakter dari bangunan itu sendiri atau diibaratkan seperti pakaian yang kita pakai yang mencerminkan karakter ataupun kepribadian diri. Untuk itu, dalam mendesain sebuah tampak rumah, sebaiknya memilih seperti apa orang ingin melihat diri kita sendiri.
   Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Gaya atau konsep misalnya. Fasad sama halnya dengan gaya/langgam hunian memiliki jenis yang bervariasi (klasik, modern, etnik, dan sebagainya). Pada awalnya pemilik rumah harus berpikir untuk menentukan konsep atau karakter yang ingin dibuat seperti apa, kemudian sebaiknya memenuhi ciri khas yang sesuai dengan karakter arsitektur (gaya bangunan) yang dipilih tersebut, setelah itu, komposisikan menjadi rancangan fasad.


  Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan karakter bangunan apa yang ingin ditampilkan, seperti penggunaan material maupun penggunaan tekstur yang digunakan. Pemilihan bahan atau material bangunan sangat berpengaruh pada kesan rumah, misal penggunanaan material batu alam maupun marmer dan beton akan memberikan kesan keras dan berat, sedangkan material kaca, kayu maupun logam berwarna putih mengkilap akan memberikan kesan ringan.
   Lebih dari itu, pemilihan elemen warna. Biasanya warna-warna terang dan berkilau akan memberikan kesan ringan dan dekat. Sementara, warna-warna gelap akan memberi kesan dingin dan jauh.

   Selanjutnya terkait pemilihan atau komposisi perbandingan antara bidang dinding yang terbuka dengan dinding yang tertutup. Bidang-bidang bukaan pada dinding yang besar akan mengurangi kesan tertutup dan angker. Pemakaian bukaan dalam arti bidang yang dapat dilalui cahaya yang besar (ventilasi, jendela, pintu) akan membuat kesan dinding yang transparan sehingga timbul kesan ramah.
   Pemilihan bentuk-bentuk maupun pola-pola garis. Pemilihan bentuk yang lurus atau tajam akan memberikan kesan tegas dan kaku. Sementara bentuk lengkung memberi kesan fleksibel.

Sabtu, 26 November 2011

TRIK MENGAPLIKASIKAN KONSEP RUMAH TUMBUH

Anda ingin membangun rumah, tetapi dana terbatas? Caranya dengan mengaplikasikan konsep rumah tumbuh yang telah direncanakan dengan baik sejak awal membangun rumah.

       Rumah tumbuh sesuai dengan namanya adalah pengembangan atau pembangunan rumah secara bertahap atau bertumbuh. Secara umum, konsep pengembangan rumah tumbuh dibagi menjadi dua, yakni tumbuh secara vertikal dan horizontal.
Ada beberapa alasan orang ingin mengaplikasikan konsep ini ke dalam huniannya, alasan pertama, biasanya karena keterbatasan biaya.

      Beberapa penghuni mungkin saat membangun rumah terhambat dengan biaya pembangunan yang terbatas, sementara rumah tetap perlu dibangun.
Akhirnya anggaran yang ada hanya cukup untuk membangun sebagian rumah. Karena itu, konsep rumah tumbuh yang harus dipilih.

        Alasan kedua, bisa juga karena kebutuhan belum mendesak sehingga konsep ini kerap diaplikasikan saat membangun rumah. Biasanya hal ini terjadi pada keluarga muda yang saat membangun atau membeli rumah belum terpikirkan nantinya rumah itu akan ditempati berapa jumlah anggota keluarga. Begitu pun rumah untuk masa depannya. Alasan yang terakhir, konsep ini sesuai untuk perencanaan sematang mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan adanya perubahan rencana. Perencanaan atau konsep rumah tumbuh sejak awal yang baik adalah kunci sukses dari konsep ini. Karena itu, banyak orang memilih merencanakan rumah tumbuh.

       Ini yang menjadi pembeda konsep rumah tumbuh dengan konsep rumah tambal sulam adalah kalau rumah tambal sulam itu tidak direncanakan dengan baik dari awal, sementara rumah tumbuh sebaliknya, perencanaan awalnya selalu dipikirkan secara matang dan baik.

         Menilik kelebihannya, konsep rumah tumbuh bisa memprediksi kebutuhan ruang, sistem konstruksi, dan biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan bertahap. Sementara, kekurangannya cenderung tidak ada. Konsep ini sebenarnya merupakan sebutan yang lebih khusus untuk merencanakan rumah yang baik dan bisa dikembangkan sejak awal hingga perubahan selanjutnya sesuai dengan kondisi penghuni.

       Pada pola perencanaannya, konsep rumah tumbuh berbeda dengan konsep rumah pada umumnya. Dalam hal ini, pola perencanaan biasanya memperhatikan perkembangan dari jumlah atau umur anggota keluarga, bila berubah atau bertambah, baik dari jumlah maupun umur, tentu akan memengaruhi kebutuhan akan ruang. Karena itu, pola perencanaan yang terbaik adalah dengan merencanakan sedini mungkin untuk memperkirakan pengembangan yang mungkin terjadi pada masa depan.




 
Gmb. 1 Contoh denah  rumah tumbuh secara horisontal

Misalnya, saat jumlah anak bertambah, atau umurnya bertambah, maka biasanya anak membutuhkan kamar sendiri. Demikian pula bila ada tambahan anggota keluarga dari sanak famili atau lain-lainnya.

Pada gambar di atas rumah dengan konsep rumah tumbuh dengan adanya penambahan ruang kamar tidur, perluasan ruang keluarga, toko, dan garasi. Hal ini berdasarkan pertimbangan pemilik rumah dengan meninjau adanya penambahan anggota keluarga (anak) sehingga perlu penambahan kamar tidur. Pola perencanaannya bisa pengembangan secara horizontal atau mengikuti besar lahan dan ketersediaan lahan. Untuk pengembangan secara vertikal, berarti penambahan ruang ke atas atau tingkat.

      
Konsep rumah tumbuh yang membutuhkan perencanaan yang matang harus dikerjakan ahlinya agar nantinya pada proses pembangunan tahap pengembangan tidak banyak mengubah bangunan inti, sehingga tidak banyak bongkaran yang akhirnya akan memakan biaya mahal seperti halnya pada pengembangan berkonsep tambal sulam